Sewa Motor di Sumba, Aman atau Tidak?
Motoran di Sumba? maksud saya di sini bukanlah touring overland Sumba dari Tambolaka hingga ke Waingapu. Melainkan sewa motor ketika kami punya waktu luang di luar paket open trip yang kami pesan. Sebelum saya bercerita lebih jauh tentang perjalanan Sumba pada akhir tahun lalu, saya akan terlebih dahulu memulainya dengan prolog singkat.
Saya dan Em mengambil paket open trip dari Indonesia Juara selama 4 hari 3 malam. Dimulai dari tanggal 26 s.d. 29 Desember 2024. Namun kami memilih untuk memesan tiket pesawat keberangkatan lebih cepat pada tanggal 25 Desember serta tiket kepulangan tanggal 30 Desember 2024. Oleh karena itu kami mempunyai waktu lebih lama untuk eksplor Sumba diluar paket open trip.
Pesawat Wings Air mendarat sempurna di Bandara Lede Kalumbang, Tambolaka pada pukul 10.17 WITA. Bandara ini tidak jauh berbeda kondisinya dibandingkan dengan tahun 2018 yang lalu. Oh ya, ini merupakan kali kedua saya menginjakkan kaki di tanah Humba. Bedanya enam tahun yang lalu saya pergi dengan status single, namun kali ini pergi dengan status sudah menikah bersama Em.
Kami menginap di Hotel Sinar Tambolaka. Hotel ini menyediakan fasilitas antar jemput ke bandara gratis. Jadi setelah tiba di Tambolaka, saya langsung menghubungi nomor telepon hotelnya. Jarak dari bandara ke hotel sangat dekat, hanya tiga kilometer saja. Kami dijemput menggunakan mobil Suzuki APV. Harga kamar satu malam adalah sekitar 325 ribu rupiah, ini diluar paket open trip ya, karena biaya hotel yang dicover oleh pihak OT hanya tanggal 26 sampai 29 Desember saja.
Masih ada waktu luang setengah hari yang sayang tidak dimanfaatkan untuk berkeliling Tambolaka, Sumba Barat Daya. Ketika melihat sepeda motor yang menganggur di laman parkir hotel, saya langsung bertanya apakah bisa menyewa motor di hotel ini.
Jangankan sepeda motor, hotel ini juga menyediakan sewa mobil. Pun kalau misalkan inventaris hotel sedang dipakai, pihak hotel bisa mengontak rekanan mereka yang lain. Pokoknya untuk mobilitas aman deh, yang penting siap merogoh kocek. Harga sewa motor selama satu hari sebesar 150 ribu, nah saya pun nego karena tidak penuh satu hari menggunakannya, maka dikasih harga 100 ribu saja.
"Amankah motoran di Sumba?" saya bertanya ke staf hotel.
"Aman bapak, yang penting jangan pulang setelah matahari tenggelam saja. Karena lampu jalan tidak ada sama masih banyak hutan. Bapak sama Ibu mau kemana rencanya?" tanya staf hotelnya dengan ramah.
"Rencana mau ke Bukit Lendongara dulu, setelah itu mau ke pantai Kawona" jawab saya.
"Ooh kalau begitu saran saya bapak ke pantai dulu. Karena pemandangan bukitnya lebih bagus ketika sore."
Baiklah, atas saran staf hotel kami berangkat ke Pantai Kawona dulu. Saya yang menyetir, lalu si Em yang mengarahkan dengan google maps. Tambolaka pada saat itu sedang terik-teriknya, namun kondisi cuaca di Sumba pada Bulan Desember ini tidak menentu. Namun syukurlah, selama di Sumba kami masih diberkati lebih banyak cuaca cerah dibandingkan hujan.
Pantai Kawona
Jarak ke Pantai Kawona sekitar 12 kilometer dari Hotel Sinar Tambolaka. Lama waktu tempuhnya seharusnya hanya 20 menit saja. Namun karena Em salah membaca maps, jadi kami harus putar arah beberapa kali di jalan. Lokasi Pantai Kawona ini agak terpencil jalan masuknya, untuk orang luar Sumba agak sulit menemukan titik maps-nya.
Saya tidak tau persis di mana pintu masuk utama ke pantai ini. Ada jalan turunan yang masih beralaskan batu kerikil, saya ragu awalnya apakah motor bisa masuk atau tidak. Akhirnya saya turun jalan kaki terlebih dahulu memastikan apakah motor aman ke bawah, jalan kurang lebih seratus meter, hamparan laut biru serta pasir pantai yang bersih membuat saya terpukau takjub. Setelah merasa aman, segera Em langsung saya panggil untuk turun membawa motor ke bawah.
Sumba itu keren banget, gokil deh pokoknya. Sungguh Tuhan telah menitipkan salah satu pulau indah di Indonesia yang harus dijaga kelestariannya. Pantai Kawona ini jarang sekali pihak Open Trip memasukkannya ke dalam itinerary 4d3n, padahal jarak dari kota sangat dekat. Jika kalian punya waktu yang lebih lama liburan di Sumba, cobalah datang ke Pantai Kawona.
Namun jangan lupa disiapkan air minum pribadi ya, karena di sekitar pantai sulit menemukan warung. Oh ya di dekat pantai Kawona ada resort yang pemandangannya langsung ke laut, namanya Kawona beach club (koreksi jika saya salah menyebutkan nama resortnya).
Bukit Lendongara
Kalau kalian beruntung memilih kursi duduk pesawat, maka akan mendapatkan view perbukitan yang menakjubkan sesaat sebelum landing. Bukit yang saya maksud bernama Lendongara. Jarak dari hotel sekitar 10 kilometer atau 20 menit perjalanan. Lokasinya berlawanan dengan pantai Kawona.
"Sumba itu banyak banget perbukitan yang bagus. Nanti kamu bakal bingung sendiri menentukan bukit yang paling bagus" kata saya ke Em.
Kami ke bukit Lendongara sekitar pukul 14.30 WITA dengan sepeda motor. Bukit ini mungkin tidak setenar bukit Tanarara, bukit Tenau, bukit Warinding, dan lain-lain yang ada di Sumba. Tetapi menurut saya ada ciri khas tersendiri di Lendongara, yaitu di bukit ini terdapat bebatuan besar di tengah hamparan padang savana. Rupanya bebatuan besar itu merupakan batu sakral bagi masyarakat setempat, seperti batu kubur pada umunya di Sumba.
Kemudian motor saya pacu lebih jauh lagi, terdapat sekolah dengan view terindah di Indonesia yang pernah saya datangi yaitu SMP Negeri 5 Loura. Kebetulan waktu itu sedang libur sekolah, saya dan em hanya bertemu anak-anak yang sedang asyik bermain sepakbola.
Menjelang pukul lima sore, suasana Bukit Lendongara semakin ramai dengan warga lokal. Kami memutuskan untuk kembali ke hotel setelah melihat langit yang sudah kelabu pertanda hujan deras akan tiba. Benar saja, belum sampai di hotel hujan turun, beruntung jarak ke hotel sudah dekat jadi saya paksakan basah-basahan.
Keesokan harinya pada tanggal 26 Desember 2024. Paket Open Trip bersama Indonesia Juara pun dimulai. Lagi-lagi kami merasa beruntung, karena pada waktu itu hanya kami berdua saja yang memesan paket OT bersama Indonesia Juara, Open Trip berasa Private Trip.
Poin plus lainnya, saya suka bagaimana guide Indonesia Juara memperlakukan tamu, liburan berasa menyenangkan. Apalagi ditambah dengan video drone yang kece-kece. Sepertinya cerita lengkap tentang open trip Indonesia Juara di Sumba akan saya ulas di postingan berikutnya, karena saya berfokus tentang topik sewa motor di Sumba saja pada artikel ini.
Paket open trip berakhir pada tanggal 29 Desember 2024. Jadwalnya pada hari itu hanya pengantaran ke Bandara Waingapu saja di pagi hari. Karena pesawat kami tanggal 30 Desember, jadinya kami kembali menyewa sepeda motor di hotel Elim Waingapu. Tebak kami mau ke mana di Sumba Timur?
Saya kasih clue lewat foto ya.
Bersambung...
0 komentar