Penitipan Barang di Stasiun Kemayoran, PopBox Solusinya
Hari minggu saya pergi ke dua tempat. Pertama ke pernikahan teman di Kemayoran, lalu ke Cikini. Nah masalahnya saya perlu membawa tas backpack. Repot banget kalau mesti bolak-balik ke kosan dulu perkara urusan tas. Gak lucu juga kalau bawa tas ransel ke kondangan, bisa jadi perhatian banyak orang. Baiklah, saya pun searching sana-sini, eh nemu informasi kalau di Stasiun Kemayoran ada tempat penitipan barang. Underestimate sih sebenarnya, stasiun kemayoran itu tidak terlalu besar. Beda dengan stasiun Gambir, Pasar Senen, dan Manggarai. Mana mungkin orang mau invest loker penitipan barang di stasiun kecil.
Saya pun mengecek di situs resmi popbox.asia di sana tertera sebaran lokasi loker PopBox di Jabodetabek. Eh beneran dong, lokernya juga ada di Stasiun Kemayoran. Memang stasiun ini kecil, hanya satu sisi pintu masuk, tetapi saya lupa kalau stasiun ini strategis, pas sampai di sana kelihatan ramai naik-turun penumpang.
Kalian mau ke Jakarta Fair atau mau nonton konser di JiExpo Kemayoran? akses terdekat jika menggunakan krl yaitu turun di Stasiun Kemayoran. Kalau punya barang bawaan banyak bisa sewa loker PopBox. Caranya gampang. Asal punya aplikasi pembayaran yang mengakomodir QRIS seperti Gopay, Oyo ehhh Ovo, Jenius, dll.
Cara sewanya tinggal datang saja ke lokasi loker yang berada di dalam Stasiun Kemayoran. Di sana tersedia Vending Machine dengan petunjuk yang sangat jelas. Kalau kalian bingung boleh tanya ke Pak Satpam yang ramah. Asal jangan nanya pas lagi ramai penumpang ya, pak satpam tugasnya mengawasi keamanan stasiun bukan petugas loker PopBox, hehehe.
Pertama kalian masukin nomor telepon yang terhubung dengan whatsapp, pastikan lagi nomor kalian aktif karena barcode dan kode pengambilan barang akan dikirim melalui WA. Setelah input nomor telepon, akan muncul pilihan menu jenis loker yang terdiri dari tiga tipe, kecil, sedang, besar. Harga penitipan barang di PopBox terbilang murah, hanya Rp 6.000 saja.
Setelah pembayaran selesai, lokernya akan otomatis terbuka. Saya memilih loker berukuran medium/sedang. Sudah cukup untuk satu tas. Tak berapa lama, kode/barcode masuk ke aplikasi whatsapp saya. Di sana tertera informasi kode ambil, jam dan tanggal berlaku, serta ketentuannya.
-Titip jam/harian : Kode ambil hanya berlaku 1x.
-Titip bulanan: kode ambil dapat digunakan berulang kali sampai berhenti berlangganan.
Karena saya hanya sewa jam/harian, itu berarti saya hanya punya kesempatan memasukkan barang/tas sekali saja. Maka dari itu saya periksa lagi kira-kira barang apa saja yang perlu ditinggal di loker dan barang apa yang perlu dibawa ke gedung pernikahan.
Jarak stasiun kemayoran menuju lokasi acara tidak begitu jauh, satu kilometer jalan kaki. Saya berjalan melewati gang sempit permukiman warga yang rapat. Terus pasar kecil yang di depannya terpampang poster ajakan menjaga kebersihan. Tidak masalah sama sekali tentang kalimat ajakan itu, bagus untuk mengingatkan sesama. Tetapi yang membuat risih mengapa perlu ada foto PJ Gubernur? saya pribadi sebal melihat narsisnya foto pejabat yang berseliweran di tempat publik. Kalau satu-dua tempat sih no problem, misal di balai kota.
Baiklah, agar arah postingan ini tidak melantur kemana-mana, saya tarik kesimpulan aja deh. Sekarang tidak perlu repot lagi cari penitipan barang di Jakarta. Kalian bisa menemukannya di banyak titik. Bahkan dulu saya sempat mikir, nih velodrome Rawamangun kapan ya punya tempat sewa loker seperti GBK. Eh simsalabim, akhirnya ada juga.
0 komentar