Beberapa hari yang lalu saya melihat salah satu thread di x/twitter yang menunjukan foto rute Transjakarta tahun 2006. Waktu itu TJ hanya terdapat tiga koridor saja yaitu stasiun Jakarta Kota ke Terminal Blok M, Pasar Baru ke Kalideres, Terminal Pulogadung ke Harmoni. Banyak orang yang pesimis dengan master plan ini, bagaimana mungkin membuat satu jalur khusus hanya untuk bus, justru akan membuat ruwet kemacetan. 2006 ada pertanyaan besar, did we make it?

Waktu melesat cepat. Tongkat gubernur berganti berkali-kali. Kekhawatiran terbesar ketika pejabat yang baru memimpin maka program yang direncanakan tidak dilanjutkan. Beruntung master plan Transjakarta terus berlanjut. Tahun 2006 yang tadinya hanya mempunyai Tiga koridor menjadi pondasi awal untuk kontruksi besar peta transjakarta yang kini mempunyai 13 koridor. Saya beruntung dapat merasakan transformasi transjakarta yang kian terintegrasi dengan sarana transportasi lainnya, Jaklingko.

Maka fokus postingan blog saya ke depan akan membahas beberapa rute yang mungkin akan kalian butuhkan. Salah satunya rute 10D, rute yang akan membawa kalian ke tujuan akhir Kampung Rambutan dari Tanjung Priok. Saya sering menggunakan Transjakarta rute 10D, lumayan hanya keluar ongkos Rp 9.000 saja ke terminal kampung Rambutan. Lebih murah dibanding naik taksi online yang bisa mencapai 50 ribu lebih. 

Pengalaman pertama selalu spesial. Hari jumat. Setelah izin cuti disetujui. Saya bergegas mengemasi pakaian ke dalam daypack. Lalu tepat pukul tiga sore saya berjalan ke halte ahmad yani. Untuk menuju halte ahmad yani, dari kosan saya bisa naik mikro trans Jak86. Lumayan menghemat tenaga dibanding jalan kaki. Setibanya di halte saya langsung bertanya ke petugas yang berjaga. Karena ini kali pertama mencoba rute 10D, saya harus bertanya supaya tidak nyasar. 

"kalau mau ke kampung rambutan naik 10D nya dari Halte Utan Kayu. Bapak naik dulu ke arah priok. Ntar turun di utan kayu" ujar petugas perempuan dengan senyum manis yang ramah. 

"kenapa tidak naik dari halte ahmad yani saja kak?" tanya saya heran. 

"karena setelah berhenti di halte Utan Kayu, bus-nya akan masuk ke tol" jawab petugas.

"oalah saya baru tau kalau ada transjakarta yang lewat tol"

"ke mane aje lu baru tau. udah lama kali..." tidak, jangan salah paham. kalimat barusan tidak keluar dari mulut petugas. hanya senyum tipis saja mendengar ucapan saya yang masih pemula menggunakan transjakarta. Sungguh berkali-kali saya naik transjakarta, saya selalu menemukan petugas di halte yang super sabar dalam melayani pengguna jasa, service excellent. Sekedar menjawab pertanyaan penumpang yang kebingungan terkait rute itu sudah biasa, mereka bahkan terlatih melayani penumpang yang memerlukan penanganan khusus. 

Tibalah saya di halte utan kayu. Menanti bus TJ 10D tiba dari arah Tanjung Priok. Lumayan lama menunggu, mungkin terkena macet karena banyak kendaraan yang bebal masuk ke jalur Transjakarta. Saran saya jika hendak menggunakan bus menuju terminal Kampung Rambutan, kalian harus spare waktu dua jam. Jika jadwal bus kalian pukul enam sore, maka kalian harus berangkat paling telat jam empat sore. Kenapa demikian? Karena macetnya naudzubillah.

Pukul 15.30. Bus yang saya tunggu datang juga. Nasib, kursi sudah penuh oleh penumpang lain. Jadilah saya berdiri sepanjang jalan. Bus beringsut melewati jalan tol yang padat. Pukul lima sore, bus tiba juga di halte tujuan akhir Terminal Kampung Rambutan. Crazy hampir satu setengah jam saya berdiri. Kalau kalian terburu-buru, mungkin naik TJ bukan opsi yang terbaik. Namun kalau kalian punya waktu yang cukup dan mau menghemat pengeluaran, kalian bisa coba cara ini.

Setelah tiba di halte kampung rambutan. Saya langsung berjalan cepat menuju terminal antar kota di Kampung Rambutan. Lantas naik ke lantai dua untuk mencetak tiket. Meski sudah memesan tiket bus melalui aplikasi, penumpang tetap harus mencetak boarding pass. Untuk bus Sinar Jaya (Sinjay) konternya berada di nomor sebelas. Jika naik Sinjay, Boarding pass wajib disimpan untuk mengklaim fasilitas makan sebelum bus masuk ke pelabuhan Merak. Jadi simpan rapi-rapi boarding pass kalian.

Setelah selesai mencetak BP, Saya turun ke bawah dan duduk di ruang tunggu yang masih dalam proses renovasi. Jadwal busnya berangkat pukul 17.40 WIB, Biasanya sih ngaret hingga jam 18:30 sore. Namun saat itu saya terkejut melihat bus Sinar Jaya yang saya tumpangi sudah standby di terminal. Untuk catatan perjalanan naik bus dari Jakarta ke Palembang sudah pernah saya bahas sebelumnya. Silahkan scroll ke postingan lama.

"kamu naik bus dari terminal kampung rambutan? bagaimana keadaan terminalnya sekarang?" tanya keluarga yang semasa muda merupakan seorang busmania. 

"kabar terminalnya baik om. Lebih rapi. Loket busnya sudah dipindahkan ke lantai dua, sudah mirip counter check in di bandara. Tapi tetap saja seketika turun dari transjakarta langsung ada yang menghampiri, bertanya bebal hendak ke mana, sumatera atau jawa?, sudah punya tiket atau belum?, barangnya sini aku saja yang bawain?."

"masih ingat kan dengan pesan yang om ajarkan kalau di terminal?" 

"Masih. jangan mudah percaya dengan calo di terminal. Meski sudah berbenah, tetap saja terminal masih belum lepas dari stigma buruknya. Preman yang berkedok "orang bus". Kalau bingung cari orang yang tepat untuk bertanya,  petugas dishub contohnya.