Ragam Transportasi Umum di Jakarta
Salah satu keuntungan naik transportasi umum itu adalah biayanya yang lebih murah. Selain itu tentu aksi kecil ini dapat mengurangi penggunaan karbon kendaraan yang kita keluarkan, bisa membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Perlahan Jakarta sudah mempunyai transportasi umum yang terkoneksi satu sama lain, contohnya Jaklingko yang sudah terhubung dengan halte dan stasiun.
Pada postingan ini saya akan mengulas beragam transportasi umum di Jakarta. Untuk yang masih tergolong baru menggunakan transportasi umum pasti akan kebingungan mengenai rute-rutenya, contoh sederhananya ketika saya hendak ke Mall Kelapa Gading dari daerah Pisangan, saya harus naik Jaklingko nomor Jak86 terlebih dahulu ke arah Terminal Rawamangun, kemudian lanjut jalan kaki atau lanjut jaklingko lain ke arah stasiun LRT, lalu baru deh perjalanan LRT dari stasiun velodrome ke Mall Kelapa Gading. Ribet? iya. Bingung? Iya. Saya pertama kali nyoba merasakan hal yang sama. Sebagai orang yang sok tau, nyasar adalah kejadian yang sering saya alami. Sampai akhirnya saya sering bertanya kepada petugas dan mempelajari rute tujuan.
Tenang, di postingan ini saya tidak akan mencemooh orang-orang yang naik kendaraan
pribadi. Toh saya tidak ingin kalimat-kalimat itu balik ke saya, karena
saya juga masih berkendara meski dalam intensitas yang jarang. Saya
juga bisa memaklumi alasan orang memilih naik kendaraan pribadi, karena
lebih praktis, lebih cepat, dan nyaman.
Setidaknya ada sepuluh transportasi umum di Jakarta. Dari daftar ini semuanya pernah saya coba.
1. KRL (Kereta Rel Listrik) / Commuter line
KRL merupakan transportasi publik andalan di Jabodetabek. Dari sekian banyak transportasi umum, KRL paling sering saya naiki. Kereta ini bisa mengangkut penumpang lebih banyak dibandingkan MRT dan LRT. Rutenya menjangkau kota-kota penyangga ibu kota seperti Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Tidak sulit jika kalian hendak berpindah rute atau transit menggunakan KRL karena terdapat satu stasiun yang dijadikan sebagai stasiun sentral yaitu Manggarai. Adapun rute KRL bisa dilihat pada laman web : https://commuterline.id/perjalanan-krl/peta-rute
2. LRT (Light Rail Transit)
LRT Jakarta mulai beroperasi pada 1 Desember 2019. Rute pertama LRT terbilang pendek, dimulai dari Stasiun Velodrome hingga Stasiun Pegangsaan dua di Kelapa Gading. Kabar baiknya untuk rute Dukuh atas menuju Cibubur dan Bekasi sudah beroperasi Agustus 2023 yang lalu.
Maaf foto di atas bukan menampilkan LRT-nya karena saya lupa belum punya koleksi foto LRT Jakarta. Padahal kalau ke Mall Kelapa Gading pakai LRT ini, naik dari stasiun Velodrome. Jadi saya upload foto yang agak relevan saja ya, foto Velodromenya :).
3. MRT (Mass Rapid Transit)
Sebenarnya perbedaan KRL, LRT, dan MRT ini apasih? selain rute dan stasiun yang berbeda, jenis daya tampung dan jumlah gerbongnya memiliki perbedaan. Untuk KRL biasanya terdiri dari 8-10 kereta, sementara LRT memiliki 2-4 gerbong, sementara MRT terdiri dari 6 gerbong.
Jenis
lintasannya juga berbeda, untuk KRL mempunyai lintasan di atas tanah
dan lintasan layang. MRT mempunyai lintasan layang dan bawah tanah.
Sementara LRT terdiri dari lintasan layang saja. Dari ketiga jenis moda
ini, MRT paling unik sih karena berjalan di bawah tanah.
https://jakartamrt.co.id/id/daftar-stasiun
4. Kereta Bandara Soekarno Hatta
Kereta Bandara mulai beroperasi pada Januari 2018. Untuk rutenya yaitu Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman City, Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper, hingga Stasiun Soekarno Hatta. Untuk pembelian tiket bisa secara online di https://reservation.railink.co.id/id atau langsung di stasiun melalui vending machine.
5. Bus Trans Jakarta
Salah satu transportasi umum yang paling vital dalam sejarah Jakarta. Kehadiran Trans Jakarta (TJ) menjegal kesemrawutan jalanan di ibu kota. Budaya naik kendaraan umum perlahan meningkat dengan adanya jalur khusus bagi bus TJ. Untuk rute-rutenya bisa dilihat di web ini : https://transjakarta.co.id/peta-rute/
6. Bus Metro Trans
Tidak semua jalur/jalanan ibu kota dilalui oleh Trans Jakarta. Oleh karena itu Bus Metro Trans hadir untuk menjangkau kawasan yang tidak dilalui Trans Jakarta. Bus Feeder atau bus pengumpan istilahnya. Kalau mesin tap in dan tap out Trans Jakarta berada di dalam halte, untuk bus metro trans terletak di dalam bus.
Selain itu Bus Metro Trans tidak mempunyai jalur khusus seperti bus Trans Jakarta. Artinya bus ini menggunakan jalur umum atau bersama kendaraan lainnya. Lantas bagaimana naik bus Metro Trans? caranya mudah yaitu terdapat halte khusus atau bus stop.
7. Mikro Trans atau Jak Lingko
Kehadiran Mikro Trans atau Jak Lingko diharapkan dapat menjangkau jalan-jalan kecil di Ibu Kota. Salah satu fungsinya sebagai kendaraan pengumpan transprotasi umum lain yang lebih besar. Seperti TJ, KRL, dan LRT. Untuk rutenya kalian bisa cek di https://transjakarta.co.id/peta-rute/ lalu buka bagian Mikrotrans.
Saya pernah mengira jak lingko ini seperti angkot konvensional pada umumnya. Bisa naik di sembarang tempat jadi kalau mau naik tinggal sapa sopirnya. Eh, waktu itu saya dicuekin. Rupanya sama seperti bus Metro Trans, Jak Lingko naik dan menurunkan penumpang di tempat khusus yang sudah disebar di beberapa titik.
8. Angkot Mikrolet
Angkot Mikrolet adalah angkot legendaris yang masih bertahan. Pembayarannya hanya dengan uang tunai. Kode kenal angkot mikrolet ini biasanya diawali dengan huruf M. Misalnya M02 yang berarti Kampung Melayu-PuloGadung atau M35 rute Senen-Kampung Melayu.
9. Bajaj
Transportasi umum ini masih bertahan. Kalau dulu kalian bisa ketemu bajaj di dua kota di Indonesia yaitu Palembang dan Jakarta. Kali ini yang tersisa hanya di Jakarta Saja. Itupun hanya ngetem di stasiun.
10. Taksi Online dan Konvensional/Argo
Kalau ini tidak usah dijelaskan :D
bus stop jak lingko |
Jakarta sedekat itu sebenarnya, namun kemacetanlah yang membuatnya terasa jauh. Bagaimana tertarik mencoba semua transportasi umum di Jakarta? Oh ya kalau Bus Wisata Trans Jakarta itu termasuk juga, pernah saya ulas di postingan lain. Semoga bermanfaat.
0 komentar