Kota Lama Semarang dan Film Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Sudah pernah membaca novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu? Jika belum saya akan memberikan sinopsis singkat tentang novel ini, yaitu tentang seorang bernama Rey, pengusaha kaya raya yang kesepian dan sedang sekarat di masa tuanya. Lalu datang orang asing yang di dalam cerita disebutkan dengan panggilan "orang dengan wajah yang menyenangkan".
Orang asing itu membawa Rey kembali ke masa lalu, flashback kehidupan Rey muda yang tinggal di panti asuhan, lalu pindah ke rumah singgah di kota besar, setelah itu pindah lagi ke kota lainnya dan menjadi arsitek kaya raya. Dalam perjalanan hidupnya, Rey dipenuhi dengan lima pertanyaan besar yang memutar di kepalanya.
Pertama, Ada begitu banyak panti namun mengapa Tuhan menaruhnya di panti itu. Panti yang dijaga dan dikelola oleh orang yang tamak dan bengis.
Kedua, Apakah hidup ini adil. Ketika banyak kejadian yang tidak menyenangkan yang di alami oleh dirinya dan teman-teman di rumah singgah. Bagian ini menjadi favorit saya dalam cerita ini. Berikut salah satu kutipannya
"Apakah hidup ini adil Ray? ah, sayang kita selalu menurutkan perasaan dalam urusan ini. Kita selalu berprasangka buruk. Kita membiarkan hati yang mengambil alih, menduga-duga, kita membiarkan hati mulai menyalahkan. Mengutuk semuanya kemudian tega sekali menjadikan kesalahan orang lain sebagai pembenaran atas tingkah laku keliru kita.
Tapi apakah hidup ini tidak adil? tidak Ray ! Pembalasan di dunia hanya sepotong kecil dari keadilan langit. Ada cara lain bagi Tuhan untuk membuat timbangan keadilan itu berjalan baik. Kau dan sebagian besar orang di muka bumi boleh jadi mengingkarinya, tetapi itu nyata, pembalasan hari akhir itu nyata, senyata kau seorang yang tersungkur mengenang semua masa lalu ini.
Aku sederhanakan bagimu, Ray, selalu berharap sedikit. Ya ! berharap sedikit, memberi banyak. Maka kau akan siap menerima segala bentuk keadilan Tuhan."
Untuk pertanyaan ketiga sampai kelima tidak akan saya bahas. Terlalu spoiler. Kalian bisa membacanya sendiri. Setelah mendengar berita kalau novel ini akan difilmkan, pertanyaan saya di mana lokasi syutingnya. Karena di novel tidak secara spesifik menjelaskan kota yang menjadi latar tempat cerita. Apakah di Jakarta? Surabaya? Semarang? atau bahkan kota lain.
Adalah Max Pictures yang menggarap proses film Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Film ini diperankan oleh Arifin Putra sebagai Ray Dewasa, Bio One sebagai Ray muda, Donny Alamsyah, Ariyo Wahab, dll. Lantas Kota Semarang dipilih sebagai lokasi syuting film ini. Dua tempat utama yaitu Kawasan Kota Lama Semarang dan Pelabuhan Kapal Kayu Tanjung Emas.
Saya tertarik mengulas kedua tempat ini. Karena tempat ini menjadi
jantung aktivitas bisnis dan perdagangan kota Semarang di masa lalu.
Kota Lama Semarang
Kita tau bahwa terdapat Stadhuis van Batavia atau museum Fatahilah (nama sekarang) sebagai balai kota zaman pemerintahan Hindia Belanda di Batavia-Jakarta. Lantas di Kota Lama Semarang bangunan Stadhuis atau balai kota di mana? kalian bisa membaca artikel rujukan melalui link ini : Balai Kota Lama Semarang .
Bangunan di kota lama yang paling ramai dikunjungi dan menarik perhatian saya adalah Taman Srigunting yang terletak di sebelah timur Gereja GPIB Immanuel atau Gereja Blenduk. Gereja ini bisa dibilang landmark atau tetenger-nya kota lama. Gereja ini dibangun tahun 1753, mempunyai arsitektur unik berupa kubah di bagian atapnya. Pepohonan rimbun di Taman Srigunting menjadi tempat yang nyaman untuk berteduh di tengah teriknya Semarang. Dari taman ini kita bisa melihat view Gereja Blenduk yang megah.
Bangunan lain yang ikonik dan sempat saya foto di kota lama adalah Gedung Marba, Gedung Spiegel, Soesmans Kantoor, PT Perkebnunan XV Persero, Monumen Titik Nol, Gedung Bank Mandiri, dan Stasiun Tawang Semarang. Kawasan Kota Lama Semarang terbilang terawat dan rapi. Namun ada beberapa bangunan yang belum dipugar.
Pelabuhan Kapal Kayu Tanjung Emas
Lokasi syuting film Rembulan Tenggelam di Wajahmu yang saya datangi berikutnya adalah Pelabuhan Kapal Kayu Tanjung Emas. Kalau mau cari lokasinya di google maps bisa pakai keyword Haven voor traditionele Shoener - Pelabuhan kapal kayu Tanjung Emas. Beberapa scene film berada di lokasi ini.
Mercusuar yang menjulang menjadi sorot perhatian saya saat berkunjung ke sini. Perkiraan saya menara mercusuar ini sudah berdiri sejak lama, sebagai tempat untuk memonitor dan pemberi sinyal kapal masuk dan keluar Pelabuhan Tanjung Emas. Setelah saya gali informasi, mercusuar ini diberi nama Mercusuar Willem III yang dibangun pemerintah kolonial Belanda tahun 1879 dan rampung tahun 1884 (pada saat Raja Willem III masih bertakhta). Raja Willem III meninggal pada tahun 1890 dan mewariskan takhtanya kepada putrinya yaitu Ratu Wilhelmina yang saat itu masih berusia 10 tahun.
Pelabuhan Kapal Kayu Tanjung Emas sekilas mirip dengan suasana Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta. Kapal-kapal kayu banyak bersandar di tepi pelabuhan. Terdapat juga kali atau sungai yang kalau ditelusuri alirannya bercabang dua. Satu mengarah ke kawasan Lawang Sewu dan satu lagi mengarah ke Kota Lama. Dulu aliran kali ini bisa dilalui kapal-kapal kayu yang berukuran kecil atau sedang.
Kalau kalian tertarik menulusuri aliran sungai atau kali, kalian bisa menemukan bekas pergudangan tua yang masih berdiri. Lalu terdapat masjid tua di pinggir kali yang dibangun tahun 1802. Nama masjidnya adalah Masjid Menara.
Ada beberapa tempat lagi yang menjadi lokasi syuting film Rembulan Tenggelam di Wajahmu (RTDW), namun saya hanya membahas dua kawasan saja karena menjadi latar utama film RTDW yang pertama. Maksudnya film yang pertama? ya betul, menurut rencana film ini dibagi menjadi dua bagian. Pertanyaan Rey tentang kehidupan dia di panti dan rumah singgah sudah terjawab di film yang pertama. Sayang film ini tidak terlalu ramai ketika tayang di bioskop pada Desember 2019.
Lalu pertanyaan berikutnya akan terjawab di film yang kedua. Lantas kapan film yang kedua tayang? itu juga yang menjadi pertanyaan saya. Untuk film Rembulan Tenggelam di Wajahmu yang pertama kalian bisa menontont melalui layanan streaming resmi Klik Film.
Semoga ulasan ini bermanfaat. Salam Takzim.
0 komentar