Kemegahan Masjid Istiqlal Setelah Renovasi
Pandemi Covid-19 membuat masyarakat harus menunggu lebih lama untuk melihat wajah baru Masjid Istiqlal. Masjid ini mulai direnovasi pada Mei 2019 yang lalu, sebenarnya sudah selesai renovasinya pada bulan Agustus 2020 namun baru diresmikan pada Januari 2021 oleh Presiden Joko Widodo. Apakah setelah diresmikan Istiqlal sudah bisa didatangi untuk umum? Jawabannya tidak, karena masih mempertimbangkan penyebaran Covid-19 yang masih tinggi.
Alhamdulillah pada momen Ramadhan 1442 Hijriah tahun ini, Masjid Istiqlal sudah dibuka untuk umum dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, tidak hanya itu Masjid Istiqlal juga menyelenggarakan Salat Sunnah Tharawih berjamaah. Informasi tersebut bisa dilihat di akun Instagram resmi Masjid Istiqlal.
Tentang Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal pada Malam Hari |
Kata Istiqlal dalam bahasa Arab memiliki arti Merdeka. Nama Istiqlal dipilih sebagai bentuk rasa syukur bangsa Indonesia atas kemerdekaan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan yang Maha Esa. Masjid Istiqlal mulai dibangun pada tahun 1961 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, dan diresmikan penggunaannya pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto.
Masjid Istiqlal merupakan Masjid terbesar se-Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 jamaah. Menurut Penulis, Masjid Istiqlal merupakan wujud toleransi umat beragama di Indonesia. Meskipun tempat beribadah umat Islam, perancang atau arsiteknya adalah Frederich Silaban, seorang penganut Kristen Protestan. Masjid Istiqlal dibangun di bekas Taman Wilhelmina, lokasinya berhadapan dengan Gereja Katedral yang telah lebih lama berdiri.
Masjid Istiqlal mempunyai tujuh pintu masuk dengan nama-nama yang diambil dari Asmaul Husna (Nama-nama baik Allah SWT), yaitu :
- Pintu Al Fattah - Maha Pembuka
- Pintu Al Quddus - Maha Suci
- Pintu As Salam - Maha Damai
- Pintu Al Malik - Maha Raja
- Pintu Al Ghaffar - Maha Pengampun
- Pintu Ar Razaq - Maha Pemberi Rezeki
- Pintu Ar Rahman - Maha Pengasih
Apa Saja Yang Berubah dari Masjid Istiqlal?
Masjid Istiqlal merupakan bangunan cagar budaya sehingga bentuk bangunannya tidak boleh diubah. Lah, terus yang direnovasi apa saja? Secara fisik bangunan memang tidak berubah, namun ada banyak perubahan yang membuat Istiqlal semakin cantik dan megah. Seperti penataan taman, pencahayaan, ruang parkir, pernak-pernik atau aksesoris di dalam masjid, serta pembersihan bagian kubah
Pintu Keluar Basement Masjid Istiqlal |
Penulis terakhir berkunjung ke Istiqlal pada tahun 2018 yang lalu, sudah lama sekali. Meski saat itu tidak memotret foto, Penulis masih ingat beberapa bagian yang telah berbeda dari sebelumnya. Tempat parkir yang dulunya berada di halaman masjid, kini telah dipindahkan ke ruang parkir bawah tanah (basement) yang terdiri dua lantai. Dengan dipindahkannya area parkir membuat halaman masjid lebih luas dan tertata rapi dengan hiasan taman.
Saat ini pintu masuk yang dibuka hanya melalui Plaza Al Fattah saja. Pintu Al Fattah (untuk jamaah laki-laki) dan pintu Al Quddus (untuk jamaah perempuan). Jika dulunya terdapat tulisan masjid Istiqlal di dekat Pintu Al Fattah, kali ini sudah tidak ada lagi. Tempat penitipan barang yang dulunya berada di dalam masjid saat ini sudah dipindahkan, terletak di kedua sisi jalan menuju pintu Al Fattah.
Jalan menuju pintu Al Fattah yang dulunya beralaskan aspal saat ini tampak elegan dengan bahan batu andesit. Halaman Masjid Istiqlal dilalui oleh aliran sungai Kali Ciliwung, bagian ini juga menjadi sasaran renovasi. Nampak lebih artistik dengan dibangunnya tempat duduk di sekitaran sungai. Namun sayangnya warna airnya tetap sama, keruh dan dapat tercium baunya jika mendekat. Kalau difoto siang hari sih nggak terlalu bagus, warna airnya menganggu. Tetapi cobalah memotret pada malam hari, cakeeep.
Katedral difoto dari taman Masjid Istiqlal |
Terdapat juga kios-kios berukuran mini di dekat taman masjid, saat Penulis datang masih belum ditempati. Mungkin setelah lebaran ya diisi? gak tau juga sih, lupa nanya ke petugas masjidnya. Beralih ke bagian dalam masjid yuk, fasad luarnya saja membuat terkagum-kagum, gimana bagian dalamnya? Masyaallah indahnya.
Terdapat metal detector dan thermal scanner yang diletakkan di pintu masuk, sebelum masuk pengunjung diperiksa dulu agar aman dan nyaman :). Tempat wudhunya juga sudah lebih rapi. Belum sempat masuk ke ruang utama masjid, langkah kaki mengarah menuju teras terbuka yang besar di Masjid Istiqlal. Tanaman sulur ditanam di atas koridor dan membuat nuansa hijau mengelilingi teras. Lokasi incaran foto penulis di pojok teras telah dipenuhi oleh fotografer lain, tau aja posisi bagus.
Penulis masuk ke dalam masjid, lalu langsung naik ke lantai dua terlebih dahulu, karena terdapat spot menarik untuk difoto. Selain lantai utama, Masjid Istiqlal mempunyai empat tingkat balkon. Dari lantai dua terlihat Monumen Nasional dan gedung perkantoran di malam hari, lalu terlihat panel surya yang dipasang di atap koridor.
Monas difoto dari lantai dua Masjid Istiqlal |
Saat Tarawih kemarin, hanya lantai utama yang terisi itupun tidak penuh, Saf-saf diberikan jarak antar jamaah. Tidak ada karpet atau sajadah di lantai, jadi disarankan untuk membawa sendiri sajadah dari rumah. Bagian dalam Masjid Istiqlal merupakan bagian yang paling banyak dipoles. Pencahayaan di bagian atap dibuat lebih hidup dengan ribuan lampu-lampu LED. 12 Pilar di ruang utama dibuat semakin indah dengan ukiran yang mengagumkan, lengkap dengan kipas angin yang membuat sejuk ruangan.
Lengkungan kubah raksasa di ruang utama membuat kagum sejak dulu, Kali ini semakin indah dengan warna kebiruan dan ukiran kaligrafi yang mengelilinginya. Pada bagian mihrab (tempat imam salat), Dibuat lebih simple namun estetik. Ukiran berbentuk persegi dengan warna perak dan keemasan menghiasi bagian mihrab . Kaligrafi dengan tulisan syahadat diletakkan di bagian atasnya.
Salat Tarawih pun digelar, sebelumnya terdapat ceramah singkat yang rutin dilaksanakan setelah Salat Isya. Tidak terasa Bulan Ramadhan hampir menemui hari bungsunya :). Jika sobat hendak ke Masjid Istiqlal dan ingin menggunakan transportasi umum, dapat menggunakan KRL dan berhenti di Stasiun Juanda. Dari Stasiun berjalan kaki sekitar 500 meter, bisa juga naik ojek online.
0 komentar