Naik Pesawat Pertama Kali di Masa Pandemi
Saat awal Januari 2020, Penulis juga sudah merencanakan perjalanan bus road trip dari Makassar menuju Palu di bulan Agustus. Tiket pesawat sudah dibeli saat itu, dengan harga yang bisa dibilang di bawah harga normal. Itinerary juga sudah hampir final. Namun karena menghindari risiko di masa pandemi Covid-19, penulis pun membatalkan perjalanan itu. Alhasil tiket pun diajukan refund, prosesnya lancar walaupun terkena potongan.
Pada 31 Oktober yang lalu Penulis memberanikan diri berperjalanan dengan pesawat, karena alasan yang penting dan mendesak. Penulis berangkat ke Pulau Bangka untuk ketemu keluarga di sana. Persyaratan untuk naik pesawat adalah menunjukkan surat keterangan tes Swab/PCR dengan hasil negatif atau surat keterangan Rapid test dengan hasil non reaktif yang masih berlaku selama 14 hari.
Dua
hari sebelum rencana keberangkatan penulis melakukan Rapid Test di Poliklinik
dan hasilnya pun non reaktif, alhamdulillah. Biaya yang dikeluarkan saat itu untuk Rapid Test sebesar Rp 80.000. Setelah hasil rapid test keluar, penulis pun langsung mengecek aplikasi Traveloka, jatuhlah pilihan menggunakan maskapai Sriwijaya Air.
Hari keberangkatan pun tiba, Penulis langsung menuju pintu masuk. Tentunya penulis mengenakan masker dan membawa hand sanitizer. Selain menyiapkan surat keterangan Rapid Test, penulis juga mengisi aplikasi E-Hac (Electronic Healt Alert Card) aplikasinya bisa diunduh di playstore atau Apple store di Handphone.
Adapun beberapa form yang perlu diisi adalah Nama, NIK, Alamat tujuan, Perkiraan waktu kedatangan di lokasi tujuan, nomor telepon, gangguan kesehatan yang dialami. E-Hac ini nantinya akan ditunjukkan kepada petugas saat tiba di Bandara tujuan.
Kurang lebih satu jam waktu tempuh Jakarta-Pangkal Pinang, Pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, di Pulau Bangka. Daerah ini mempunyai banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi salah satunya adalah Danau Kaolin. Sobat bisa baca selengkapnya di postingan : Destinasi yang wajib dikunjungi di Pulau Bangka.
Selama satu minggu di Pulau Bangka penulis tidak berkunjung ke tempat-tempat wisata. Memilih untuk menikmati waktu berkumpul bersama keluarga dan menemani saudari di rumah sakit. Sudah lama sekali tidak bertemu secara langsung dengan mereka, satu tahunan. Meski saat ini perkembangan teknologi sudah maju yang dimana bisa video call, tetapi sangat berbeda rasanya jika bertemu secara langsung.
0 komentar