Berlokasi sekitar 30 kilometer dari Kota Jambi, terdapat kompleks candi Hindu-Budha yang luas bernama Candi Muaro Jambi. Diperkirakan merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu yang terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. Penulis pada tanggal 23 Oktober 2018 yang lalu berkesempatan untuk berkunjung ke candi ini.
Tidak banyak candi-candi yang terletak di wilayah Sumatera, yang penulis ketahui diantaranya adalah Candi Muaro Takus di Riau yang diperkirakan merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya, Candi Bumi Ayu di Sumatera Selatan, dan Candi Muaro Jambi.
Penulis berangkat bersama Dicky dan satu orang teman lainnya yang berasal dari kota jambi. Saat itu penulis mengikuti kegiatan relawan mengajar pada hari sebelumnya, setelah selesai kegiatan penulis pun mempunyai waktu singkat untuk berpergian di sekitar Kota Jambi. Sobat bisa membaca tulisan sebelumnya mengenai Jembatan Gentala Arasy : Indahnya Jembatan Gentala Arasy.
Saat berangkat menuju lokasi candi, matahari begitu terik. Perjalanan menuju lokasi candi dengan menggunakan sepeda motor. Di tengah perjalanan teman penulis yang berasal dari Jambi mengarahkan sepeda motor menuju ke jalan sempit di pinggir sungai, melewati rumah-rumah warga. Pemandangan aliran sungai batanghari terlihat. Penulis membutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk tiba di lokasi, tepatnya pada pukul sebelas siang.
Setelah memarkirkan sepeda motor, penulis pun menuju pintu masuk dan membayar tiket. Waduh lupa saat itu bayar berapa, yang pastinya terjangkau dan tidak mahal. Penulis pun berjalan mengelilingi kompleks candi yang luas. Bahkan menurut mbah wiki luasnya mencapai 3981 hektar dan merupakan kompleks percandian Hindu-Budha terluas di Asia Tenggara.
Kompleks percandian ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh S.C. Crooke yang merupakan seorang letnan Inggris yang saat itu sedang melakukan pemetaan daerah aliran sungai. Barulah setelah itu dilakukan penelitian-penelitian dan pada tahun 1975 dilakukan pemugaran yang dipimpin oleh arkeolog R. Soekmono.
Candi Gumpung |
Candi Tinggi |
Candi Gumpung dan Candi Tinggi merupakan dua candi dengan ukuran yang paling besar di kompleks percandian Muaro Jambi. Sayangnya saat itu di sekitar candi tidak terdapat papan informasi mengenai kedua candi ini, hanya tulisan papan nama candinya saja. Sepertinya saat ini sudah banyak perubahan di objek wisata ini.
Candi pada umumnya dapat berfungsi sebagai tempat beribadah, pusat pengajaran agama, tempat pemujaan, dan gapura. Kompleks Candi Muaro Jambi diperkirakan sebagai tempat keagamaan pada masa lampau. Diperkirakan juga tempat ini pernah didatangi oleh I-Tsing pada abad ke-7, seorang biksu asal Tiongkok.
Terdapat pohon-pohon yang rindang di sekitar kompleks candi, penulis pun duduk beristirahat sebentar di bawahnya. Oh ya Saat di perjalanan tadi penulis melihat banyak pohon-pohon duku dan durian, sayangnya penulis datang bukan pada musim buahnya.
Sekitar satu jam mengitari kompleks candi, penulis pun kembali ke Kota dan singgah ke salah satu kedai untuk makan siang. Untuk wisata kuliner di Jambi kurang lebih sama seperti Palembang, terdapat makanan pindang, pempek, dan mie celor.
0 komentar