Sailing Komodo Hanya Satu Hari (Overland Flores Part 7)
Holaa, cerita perjalanan overland Flores tiba di bagian akhir, karena pada bagian ini penulis akan menceritakan catatan perjalanan saat berada di Labuan Bajo. Sebelumnya penulis bercerita tentang perjalanan solo traveling ke Wae Rebo (Solo Traveling ke Wae Rebo, Overland Flores Part 6).
Penulis tiba di Ciao Hostel Labuan Bajo sekitar pukul 15.30 WITA, setelah itu memesan kamar seharga Rp 120.000 per malam, yang penulis suka dari hostel ini adalah pemandangannya yang menyuguhkan hamparan birunya air laut dan suasana kapal-kapal pesiar yang sedang bersandar.
Penulis memesan kamar di lantai atas, di sana terdapat sekitar sepuluh kamar terbuka dan campur seperti dorm gitu. Penulis mengambil ranjang yang paling dekat dengan bibir jendela dan paling pojok. Saat itu yang menginap kebanyakan turis luar negeri, penulis berasa minoritas di kamar atas :D.
Fasilitas di kamar atas adalah kipas angin, kamar mandi luar, dan kelambu untuk menghindari nyamuk. Selain itu terdapat layanan antar jemput ke Kota dan Bandara loh, kalau tidak salah ingat setiap satu jam sekali berangkatnya.
Pada sore hari, keindahan matahari terbenam terbenam dapat dilihat dari kamar atas dan bar. Jika sobat ingin sailing komodo bisa memesan langsung paket open trip di hostel ini karena mereka bekerjasama dengan salah satu agen tour. Biayanya saat itu Rp 500.000 untuk one day trip.
Penulis berangkat sailing komodo selama satu hari pada tanggal 7 Februari 2019, berangkat menuju dermaga pada pukul lima pagi. Penulis diberikan snack berupa dua buah roti dan satu gelas air mineral untuk bekal sarapan. Selain itu diberikan juga alat snorkeling untuk digunakan nanti. Karena hanya mengambil paket trip satu hari saja, penulis hanya mengunjungi beberapa spot saja. Berikut ulasan tempat-tempat yang penulis kunjungi.
Pulau Padar
Perjalanan sailing pun dimulai, menikmati angin sepoi sepoi saat berada di kapal sambil menikmati pemandangan yang menakjubkan. Tiba lah di pemberhentian yang pertama yaitu Pulau Padar, penulis naik melewati ratusan anak tangga untuk menuju puncak pulau cantik ini. Disarankan membawa perbekalan air minum ya jika berkunjung ke sini, capek juga treking ke puncak pulau :D.
Penulis memotret dari sudut manapun di pulau ini akan terlihat keren, tetapi harus antri ya karena pengunjung saat itu cukup ramai. Oh ya jika sobat mengikuti catatan perjalanan ini dan membaca cerita saat di Danau Kelimutu, sobat pasti tau tentang Kak Sila. Penulis bertemu dengannya saat Sailing Komodo. Sekali lagi, sebuah ketidak sengajaan karena penulis tidak merencanakannya.
Karena hanya satu hari saja di paket sailing-nya, jadi waktu untuk menikmati setiap spot tidak terlalu lama. Penulis pun dipanggil guide untuk kembali ke kapal. Saat di kapal sudah tersedia nasi kotak untuk makan siang yang disediakan oleh agen tour. Meskipun belum jam 12, penulis langsung menyantap nasi kotaknya karena perut sudah merasakan lapar hehehe.
Pulau Rinca
Tempat selanjutnya adalah melihat Kodomo di Pulau Rinca, eh Komodo maksudnya :D. Kadal besar yang diperkirakan telah hidup saat zaman purba. Hewan bernama latin Varanus Komodoensis ini dapat dijumpai di beberapa pulau seperti Pulau Komodo dan Pulau Rinca.
Penulis saat itu hanya mengunjungi Pulau Rinca saja karena lokasinya berdekatan dengan Pulau Padar. Ketika berjalan ke dalam pulau penulis melihat seekor rusa yang sedang berteduh di bawah rimbunan pohon. Hewan ini merupakan salah satu mangsa atau makanan komodo selain kerbau.
Tibalah penulis di pusat informasi dan diberikan briefing oleh Ranger atau Pawang sebelum berkeliling pulau ini. Saat berada di lokasi pusat informasi, terdapat beberapa komodo yang sedang berjalan di sekitar sana. Hal yang paling penting adalah jangan meninggalkan rombongan dan berjalan sendirian di pulau ini. Karena komodo adalah hewan liar yang berbahaya.
Sejujurnya penulis agak takut untuk berkeliling pulau ini, penulis pun selalu berada di belakang Ranger dan tidak berani untuk keluar kelompok. Cuaca panas dan terik saat itu, tetapi tidak terlalu banya komodo yang terlihat, hanya beberapa ekor saja. Ukurannya memang terlihat lebih besar di banding biawak yang pernah penulis lihat. Juluran lidahnya itu loh yang membuat penulis takut :D.
Snorkeling di Manjarite
Penulis turun di sebuah dermaga di pulau yang bernama Manjarite, Penulis melihat sebuah bukit hijau di ujung jembatan yang terbuat dari kayu. Penulis tidak berjalan ke sana, hanya melihat dari kejauhan. Alasannya?
Air laut yang jernih menggoda penulis untuk langsung turun ke dalam air. Benar saja, setelah nyebur ke dalam air penulis melihat pemandangan bawah laut yang sangat menawan. Terumbu karang yang indah dan dihiasi ikan warna-warni. Selama overland Flores baru kali ini penulis turun ke dalam air laut dan berenang bersama ikan-ikan.
Penulis lupa waktu, sehingga belum sempat berjalan melihat ke pulau yang katanya tidak berpenghuni itu. Baru mau berjalan ke sana, eh sudah dipanggil oleh guide. Penulis pun kembali naik ke atas kapal, lalu kembali berangkat ke destinasi terakhir yang dikunjungi.
Pulau Kelor Labuan Bajo
Mengapa menuliskan lengkap dengan Labuan Bajo di belakang nama pulaunya? karena nama Pulau Kelor juga ada di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pulau kecil yang indah ini adalah destinasi terakhir saat itu, gugusan bukit hijau dapat terlihat ketika sobat berjalan menuju puncak pulau ini. Melewati beberapa anak tangga yang jumlahnya tidak terlalu banyak dibanding saat di Padar.
Air laut yang biru dan bersih menjadi sajian yang sangat elok, pasir pantainya juga menambah kecantikan pulau ini. Di pulau ini sobat juga bisa bermain air dan berenang karena ombaknya tenang dan tidak terlalu besar.
Setelah mengunjungi Pulau Kelor, penulis pun kembali ke kapal untuk menuju pelabuhan lagi. Berakhirlah Sailing Komodo selama satu hari ini, jika sobat ingin melihat lebih banyak destinasi wisata yang ada cobalah untuk mengambil paket lebih dari satu hari, tentunya dengan biaya yang lebih mahal.
Overland Flores Selama Sembilan Hari Berakhir
Keesokan harinya pada tanggal 8 Februari 2019, penulis tidak kemana-mana. Hanya menetap saja di Ciao Hostel untuk beristirahat, jujur saja perjalanan berhari-hari dari Maumere hingga tiba di Labuan Bajo menguras energi yang cukup banyak.
Pada tanggal 9 Februari 2019, penulis kembali ke Jakarta dengan maskapai Nam Air menuju Denpasar terlebih dahulu. Lalu dari Denpasar menggunakan Sriwijaya Air menuju Jakarta. Keduanya menggunakan tiket promo saat itu.
Perjalanan ini membuat penulis semakin bangga dengan Indonesia, Negara multikultural yang mempunyai keindahan alam yang luar biasa. Penulis menyadari catatan yang penulis bagikan ini belum melukiskan dan menjelaskan keindahan Flores secara lengkap dan keseluruhan, tetapi mudah-mudahan catatan ini bermanfaat bagi sobat yang ingin berkunjung ke Flores suatu saat nanti.
Pengeluaran di Labuan Bajo
1. Biaya di Ciao Hostel :Rp 120.000/malam
2. Biaya Sailing Komodo satu hari : Rp 500.000
2 komentar
MasyaAllah Indahnya Flores 😍
BalasHapusBca dri awal sampe akhir, Keren catatan perjalananny dob 👍
halo kance, Yurika :). Iya betul Flores memang keren banget alamnya. wow, terima kasih sudah membaca dari awal sampai part terakhir :D
Hapus