Cantiknya Air Terjun Sipiso piso dan Danau Toba
Sumatera Utara terkenal dengan danau terbesarnya yaitu Danau Toba. Pesonanya membuat takjub bagi siapapun yang datang melihatnya. Penulis saat itu Berkesempatan berkunjung ke Danau Toba dengan berkendara mobil bersama ketiga teman penulis. Namun pada saat itu Kami tidak menyeberang ke Pulau Samosir, karena hanya punya waktu satu hari saja, keesokan harinya harus kembali ke Jakarta. Besar harapan penulis untuk mengunjungi Danau Toba kembali dan menyeberang ke Pulau Samosir.
Berangkat dari Kota Medan pada hari Sabtu pagi tanggal 22 September 2018, selama kurang lebih empat jam perjalanan, Penulis tiba di Pantai Bebas Parapat Danau Toba. Landmark bertuliskan "I Love Danau Toba Simalungun" menjadi ciri khas yang menyajikan keindahan Danau Toba yang luas.
Terlihat anak-anak sedang mandi di air danau dengan penuh keriangan. Beberapa pengunjung melemparkan uang koin ke air danau lalu mereka dengan semangatnya menangkapnya. "Lagi Bang, lempar lagi koinnya" Ujar seorang anak. Uang koin yang sudah jatuh ke danau mereka ambil dengan menyelam, saling cepat-cepatan. Atraksi anak-anak ini mendapatkan riuh tepuk tangan dari pengunjung yang datang.
Selanjutnya Penulis menuju ke Air Terjun Sipiso Piso yang terletak di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Tiba di parkiran, salah satu teman penulis yang sudah pernah ke Sipiso Piso pun memutuskan untuk duduk-duduk di warung saja. "awak di parkiran ajalah ya, kalian aja ke bawah"ujarnya. Penulis bersama kedua teman yang lainpun turun ke bawah.
Air Terjun Sipiso Piso memiliki ketinggian sekitar 120 meter loh, wow !. Penulis memandang takzim keindahan air terjun yang dikelilingi oleh bukit dan pepohonan hijau ini. Untuk menuju ke bawah, Penulis harus menuruni ratusan anak tangga untuk menuju dasar air terjun. Lumayan :), awal-awalnya saja semangat menuruni tangganya, lama kelamaan nafas mulai tersengal, lelah.
Lama waktu tempuh menuruni anak tangga yaitu 30 menit sampai satu jam dari lokasi parkiran. Tergantung kecepatan berjalan, bisa lebih cepat dan bisa lebih lama. Salah satu teman penulis berhenti di tengah jalan dan memutuskan untuk kembali ke atas. Menurut penulis, sobat mesti tau batas kemampuan. Jika sanggup boleh saja turun, namun jika merasa ragu-ragu melihat dari atas saja sudah cukup kok.
Penulis juga melihat begitu mempesonanya landscape Danau Toba dari sini. Namun sayang saat itu cuaca sedikit berkabut sehingga tidak terlalu jelas.
Dengan deru nafas yang ngos-ngosan, akhirnya penulis tiba di dasar air terjunnya. Gemercik air mengenai tubuh penulis. Tidak disarankan mendekati pusat jatuhnya air terjun ya sob. Penulis duduk sebentar menikmati ciptaan Tuhan yang indah ini, sangat menenangkan.
Saat itu penulis tidak sadar gerimis hujan rupanya telah turun, bercampur dengan gemercik air yang membuncah. Ketika hujan mulai menderas barulah penulis sadar dan berlari naik ke tangga dan mencari tempat untu berteduh. Hujan pun berhenti, Penulis kembali ke parkiran dan mampir ke warung. mengisi perut yang mulai keroncongan. Setelah kenyang penulis pun kembali ke Kota Medan.
0 komentar